Laman

Monday, August 20, 2018

Pengalaman menjadi mahasiswa UT ( Universitas Terbuka)

Sejak awal universitas ini bukanlah universitas yang saya lirik. Jangankan melirik berpikir sedikitpun tidak. Saat masa-masa SMA saya berpikir akan bisa lolos di universitas-universitas negeri dengan jurusan yang linear dengan minat saya. Waktu itu saya mendaftar di dua PTN dengan 3 jurusan yang berbeda melalui jalur SNMPTN. Namun rupanya tuhan berkehendak lain, saya tidak lolos satupun di kedua universitas tersebut. Akhirnya dari situ saya mulai menanamkan sugesti bahwa saya harus bisa kuliah apapun caranya, so setelah itu saya tidak melihat apapun, saya hanya berpikir bahwa saya harus kuliah di tempat apapun dan di jurusan apapun. Menjelang pendaftaran sbmptn saya sudah menyiapkan berkas. Pun demikian dengan uang tabungan sebesar 500 ribu hasil dari menang lomba pidato. Namun diri ini begitu cemas karena belum persiapan apapun untuk ikut seleksi di sbmptn, tak ada sedikitpun kisi-kisi soal yang diujikan, sedang siswa di sekolah lain sudah siap di semuanya. Akhirnya saya banting setir dengan cara mendaftar di UT, Kebetulan punya kakak kelas yang kuliah di UT sehingga saya pun tak miskin informasi soal ini. Setelah berkas siap dan dikirim, akhirnya saya mengikuti sesi tes wawancara dan beberapa minggu setelahnya dinyatakan lolos sebagai mahasiswa UT dengan beasiswa bidikmisi di program ilmu pemerintahan.

Memasuki hari pertama kuliah (tutorial) saya membayangkan seperti apa itu kuliah. Ini kali pertama saya duduk di bangku universitas. Semester pertama ini semester perkenalan. Kami berkenalan satu sama lain, tanya-tanya soal dari daerah mana dan selama kuliah kos/tinggal dimana. Para dosen atau yang lebih akrab kami panggil dengan sebutan tutor juga memberi dan mengenalkan bagaimana sistem belajar yang akan kita tempuh beberapa bulan kedepan. Yapp.. proses kuliah pun dimulai dan selesai tanpa hambatan berarti dan syukur alhamdulillah di semester satu ini saya mendapat IP 3,5. Memang tidak terlalu besar, namun saya rasa ini adalah awal yang baik.

Masuk disemester dua, diri ini memulai perkuliahan dengan dengan semangat yang sama saat pertama masuk kelas. Di semester ini rasanya tak ada perbedaan dari semester kemaren. Proses perkuliahan berjalan sebagaimana biasanya dan berjalan dengan lancar, namun meski IP di semester 2 ini naik menjadi 3,5 tapi saya mendapat nilai 'C' disalah satu mata kuliah. Iya, saya mendapat nilai C di mata kuliah logika, jujur ada perasaan kecewa yang begitu mendalam karena sebelum ujian saya sangat yakin akan mendapat nilai minimal B di mata kuliah ini. hehe.. sedihnya masih begitu terasa sampai saat ini..

Semester tiga muncul dihadapan, kali ini perkuliahan dipindah dari tempat biasanya, dulu di sebuah smk dekat terminal jember dan dipindah di sebuah sekolah sma dekat kampus unej jember. Suasana berbeda pun saya hadapi, kalau dulu sering lihat orang wara wiri bawa tas besar dan kardus mau naik bis, sekarang jadi lebih sering lihat mahasiswa muda mudi buru buru untuk berangkat kuliah atau nongkrong di sebuah cafe. Ya... lingkungan baru ini saya rasa cocok dengan keadaan pelajar, dekat tempat untuk fotokopi, toko alat tulis, supermarket, kos-kosan pun banyak pilihan dengan berbagai harga, dan yang paling penting adalah banyak warung makan yang bersahabat dengan kantong mahasiswa.. hehehe. Di semester tiga ini saya mendapat IP 3,5. Masih sama dengan IP semester dua kemarin, namun bedanya sudah tidak ada nilai 'C' lagi.

Memasuki semester empat saya berusaha untuk belajar lebih rileks lagi dengan harapan dapat meningkatkan nilai yang didapat. kenapa belajar lebih rileks?, bukannya lebih rajin lagi?.. ya karena meski saya belajarnya rajin namun tidak rileks hasilnya gitu-gitu aja.. heheh...  Namun tahukah kamu apa yang terjadi.. Nilai semester kemaren yang sudah bersih dari huruf 'C' kini muncul lagi, satu mata kuliah mendapat nilai 'C' dengan IP tetap 3,5.

Berdasarkan pengalaman di semester empat kemaren. Saya bertekad untuk tidak mendapat nilai 'C' lagi. Oke.. saya mulai proses perkuliahan seperti biasanya. Ada satu hal yang membuat saya terkadang ingin kuliah di tempat lain, alasannya karena di UT ini setiap hari saya selalu membaca modul, baca.. baca.. dan baca lagi.. saya mulai berpikir bahwa saya hanya mendapat ilmu materi saja tanpa pengalaman, boleh dikatakan saya ini 'miskin pengalaman'. Bila di universitas lain sudah ada yang namanya kuliah kerja nyata, pkl, dan semua istilah-istilah itu, di UT tidak ada, ya karena saya duduk di jurusan sosial. Selidik punya selidik, kalau ingin praktek atau magang, kita sendiri yang harus menentukan. Akhirnya saya mulai berpikir bahwa saya tidak akan mendapat pengalaman kecuali saya sendiri yang menjemputnya. Oke, hal inipun saya sampaikan pada bapak, bahwa saya ingin punya pengalaman, karena saya ambil prodi ilmu pemerintahan minimal lah saya magang di kantor desa. Namun mungkin karena saya yang malas dan tidak kreatif, pada akhirnya saya diam saja tak melalukan apa-apa selain baca dan baca buku modul. Sehingga bapak nyeletuk, "ya sudah cari pengalaman kalau sudah lulus saja, untuk sekarang fokus saja sama baca modulnya" hehe... benar juga apa kata bapak. So saya mulai berpikir untuk tidak ingin mencari-cari pengalaman pengen magang dan lain-lain. hingga sampailah saya di pucuk akhir yang mana IP semester ini hanya 3,3 (turun lagi) dan kabar baiknya meski IP turun namun bersih dari huruf "C".

Dengan segudang pertanyaan dan sedikit penyesalan kenapa IP saya bisa turun, saya mulai coba untuk menghibur diri agar dapat menerima hal tersebut, selama lima semester ini saya belum pernah mendapat IP di atas 3,5. Paling mentok 3,5 gak pernah lebih. Akhirnya saya targetkan agar disemester 6 nanti bisa mendapat IP  diatas 3,5 dengan catatan tidak ada lagi nilai 'C'

Memasuki semester enam saya berusaha untuk memperbaiki apa yang kurang dari semester-semester sebelumnya, dari yang biasanya saya sering baget nonton tv di kosan saya kurangi, pun juga karena tidak ada yang cocok program televisinya, hanya india dan lainnya. Sayapun baru nonton kalau sudah pengen banget nonton tv. Tak ada perubahan berarti di semester 6, perkuliahan berjalan seperti biasanya. Semester enam pun berlalu dan saya tinggal menunggu hasil nilai uas keluar, kebetulan masa tunggu liburan bertepatan dengan bulan puasa, jadi saya banyak berdo'a agar IP saya bisa naik dan tidak ada nilai 'C' nya lagi. Setelah puasa dan idul fitri berlalu, nilai keluar, Yapp.. Alhamdulillah saya mendapat  IP 3,75 tanpa nilai 'C'. Saya sangat bersyukur akan hal ini karena ini adalah kali pertama saya mendapat IP di atas 3,5. Terimakasih ya Allah.

Saat semester 7 datang, perasaan saya mulai campur aduk. Mungkin karena di semester ini kita bukan hanya menjalani proses tutorial seperti biasanya, namun juga dibebani kewajiban untuk menulis suatu karya ilmiah lalu menguploadnya, dan juga ada beban tugas akhir TAP (tugas akhir program) yang diselenggarakan sehari sebelum uas ke-2. Sebenarnya menulis karya ilmiah sebanyak 12 lembar bukanlah suatu hal yang patut untuk ditakuti, namun hal ini menjadi cukup tricky mengingat banyak atau bahkan hampir semua mahasiswa UT jarang melakukan hal ini. Jadi wajar pas awal masuk semester 7 saya begitu deg-degan gak karuan.

Semua kekhawatiran saya akan karil ilmiah dan ujian TAP UT pun sirna takkala saya melihat hasil karya ilmiah saya lolos plagiasi, pun demikian dengan TAP yang mendapat nilai A dan IP semester tujuh ini pun naik lebih tinggi dari semester kemarin menjadi 3.8. Alhamdulillah sayapun bisa menikmati liburan semester dengan senyum sumringah.

Senyum saya tak bertahan lama, karena beberapa minggu setelahnya tepatnya pada tanggal 6 januari 2018 kakek saya yang tinggal serumah dengan saya berpulang ke rahmatullah, padahal tinggal menunggu satu semester lagi saya akan lulus dan diwisuda. Kesedihan yang begitu mendalam ini saya rasakan mengingat kakek adalah orang yang paling antusias ingin ikut mendampingi saya saat wisuda nanti.

Memasuki semester akhir perkuliahan yakni semester 8 pada akhir bulan februari 2018 menjadi tak begitu menyenangkan. Hal ini dikarenakan saya masih sedikit berkabung atas berpulangnya kakek atau mbah. Namun semua itu segera saya tepis karena saya bertekad harus bisa lulus dalam waktu 4 tahun ini, ya.. saya harus lulus

Hari-hari perkuliahan di semester 8 saya jalani seperti biasa. Membaca modul, mengerjakan tugas, main sama teman kosan, belanja sayur pagi-pagi, hingga bercengkerama dengan ibu kos. Tak ada yang begitu spesial dengan semester ini, karena memang ini semester akhir hanya menyelesaikan mata kuliah yang belum selesai tanpa pusing-pusing harus menulis artikel ilmiah ataupun belajar mengasah kemampuan analisis untuk ujian TAP.

Sehari pasca UAS tepatnya pada tanggal 14 mei 2018, saya berpamitan pada ibu kost untuk kembali pulang kerumah. Hari ini adalah hari terakhir saya menjadi anak kost dan harus segera pulang karena memang proses perkuliahan di UT sudah selesai dan tinggal menunggu hasil saja apakah saya bisa lulus atau tidak. Tiga hari pasca saya pulang kerumah, ternyata bulan ramadan datang menyapa. Iya.. liburan semester ini saya akhiri dengan kebahagiaan menyambut datangnya ramadan dan idul fitri.

Setelah dua bulan berlalu, nilai uas pun keluar. Alhamdulillah saya lulus disemua mata kuliah yang saya tempuh di semester 8 ini dengan IP 3.6. Itu tandanya insyaallah saya akan lulus tahun ini juga.

Oh iya teman-teman, sekarang ini saya sedang menunggu surat keterangan lulus serta SK yudisium dan insyaallah akan mendaftar wisuda dibulan november nanti. Mohon do'a agar semua dapat berjalan dengan lancar

Menulis Estafet selama beberapa bulan dari awal januari 2018 hingga agustus 2018